Pengaruh Waktu Transesterifikasi Terhadap Hasil Konversi Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel
Abstrak
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif ramah lingkungan dan dihasilkan dari sumber bahan baku yang dapat diperbarui seperti minyak nabati, minyak bekas dan minyak hewani. Minyak goreng bekas atau minyak jelantah adalah salah satu bahan baku yang memiliki peluang tinggi untuk pembuatan biodiesel karena mengandung trigleserida yang sangat berlimpah. Minyak jelantah direaksikan dengan alkohol dan katalis NaOH melalui reaksi transesterifikasi. Transesterifikasi berlangsung didalam labu leher tiga yang telah dilengkapi dengan refluks kondensor, magnetic stirrer, dan thermometer. Untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi dilakukan penelitian dengan menggunakan variasi waktu 60 menit, 90 menit, 120 menit, dan 150 menit. Pada penelitian ini, konversi biodiesel maksimum dari minyak jelantah pecel lele sebesar 85.2% pada rasio molar 1:6, dengan katalis NaOH 1% dalam waktu 60 menit. Sedangkan konversi biodiesel dari minyak jelantah rumah tangga dan penjual gorengan berturut-turut sebesar 82,3433% dan 82,2037%. Berdasarkan uji karakteristik biodiesel yang dihasilkan meliputi densitas, viskositas, bilangan asam, kadar air, flash point dan PH bahwa mutu biodiesel yang dihasilkan sudah memenuhi standar SNI. Densitas biodiesel sebesar 880 kg/m3, bilangan asam sebesar 0.27 mg-KOH/g, serta memiliki kadar air maksimal 0.05. Biodiesel ini memiliki senyawa utama metil palmitat dan metil oleat sebesar 45,73% dan 31,55%. Asam palmitat dan oleat berpotensi untuk dijadikan bahan bakar biodiesel berkualitas baik.