Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja Modal
Abstract
ABSTRAK Berdasarkan ketentuan umum dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, otonomi daerah diharapkan mampu untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki secara efektif dan efisien, mengembangkan potensi daerah yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan daerah, sekaligus dapat mengalokasikan pada belanja daerah sesuai kebutuhan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu belanja daerah yang digunakan oleh Pemerintah Daerah adalah Belanja Modal.Belanja Modal adalah semua pengeluaran negara yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, serta dalam bentuk fisik lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran terhadap Belanja Modal di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2014-2017.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan menggunakan Fixed Effect dengan waktu penelitian tahun 2014-2017. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 10 Kabupaten/Kota.Dengan menggunakan purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 9 Kabupaten/Kota. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaransecara bersama-sama berpengaruh terhadap Belanja Modal.Secara parsial, Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal, Dana Alokasi Umumberpengaruhnegatif terhadap Belanja Modal, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Belanja modal ABSTRACT Based on the general provisions in Law Number 32 of 2004 concerning local government, regional autonomy is expected to be able to manage natural resources owned effectively and efficiently, develop regional potentials whose aim is to increase regional income, while also being able to allocate regional expenditures according to community needs in order to improve the welfare of the community. One of the regional expenditures used by the Regional Government is Capital Expenditures. Capital Expenditures are all state expenditure carried out in the context of capital formation in the form of land, equipment and machinery, buildings and buildings, networks, and other physical forms. This study aims to determine the effect of Regional Income, General Allocation Fund, and Remaining Budgetary Financing Of Capital Expenditure in the Regency / City of East Borneo Province in 2014-2017. The research method used in this study is panel data regression by using the Fixed Effect with the research period of 2014-2017. The total population in this study was 10 districts / cities. By using purposive sampling obtained a sample of 9 districts / cities. The results of this study indicate that the Regional Income, General Allocation Fund,and Remaining Budgetary Financing of Capital Expenditure jointly influence the Capital Expenditure. Partially, the Regional Income has no effect on Capital Expenditure, General Allocation Fundhave a negative effect on Capital Expenditure, Remaining Budgetary Financinghas effect on Capital Expenditure Key words: Regional Income, General Allocation Fund, Remaining Budgetary Financing and Capital ExpenditureDownloads
Published
2019-12-01
Issue
Section
Program Studi S1 Akuntansi