Komunikasi Non Verbal Dalam Pekan Ternak Budaya 'marosok' Di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat

Authors

  • Muhammad Akbar Fahlevi Hsb Telkom University
  • Reni Nuraeni Telkom University

Abstract

Di dalam pengaplikasiannya, budaya Marosok memiliki aturan-aturan yang berlaku. Diantaranya adalah berjabat tangan ketika negosiasi harga ternak dalam proses transaksi, menggunakan topi atau kain sebagai alas untuk menutupi ketika berjabat tangan. Hal ini dilakukan agar orang lain tidak mengetahui harga ternak yang sedang disepakati. Budaya Marosok tersebut merupakan sebuah budaya yang menggunakan komunikasi non verbal dalam proses transaksinya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian kualitatif yang bersifat memaparkan atau menjelaskan. Penelitian ini menggunakan 4 informan yang terbagi ke dalam 1 orang sebagai penjual, 1 orang sebagai pembeli dan 2 orang informan sebagai pakar budaya untuk mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan penjelasan dari pengaplikasian budaya Marosok pada tiap-tiap informan. 2 informan sebagai penjual dan pembeli masih mengaplikasian budaya Marosok sesuai dengan aturan-aturan yang belaku. Sementara 2 orang informan sebagai pakar budaya tidak mengaplikasikan budaya Marosok. Hanya saja mereka mengetahui aturan proses transaksi tersebut.

Kata Kunci : Budaya, Masyarakat Minang, Komunikasi Non Verbal

Downloads

Published

2015-12-01

Issue

Section

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi