Representasi Identitas Komunitas Punk Di Aceh Dalam Film Street Punk! Banda Aceh (Analisis Semiotika John Fiske)

Penulis

  • Dema Adzkia Telkom University
  • Rana Akbari Fitriawan Telkom University

Abstrak

ABSTRAK
Punk selalu dipandang buruk oleh masyarakat, karena tampilan dan gaya hidup mereka yang cenderung bebas dan liar seolah melekat dan menjadi identitas punk. Bahkan, banyak masyarakat yang tidak suka dengan kehadiran mereka dalam lingkungan masyarakat. Tidak terkecuali dengan masyarakat Aceh, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Sampai pada akhirnya, punk di Aceh ditangkap dan diberi hukuman yang dianggap diskriminasi dari pemerintahan Aceh. Fenomena ini menarik perhatian masyarakat luas termasuk dari jurnalis dan produser berkewarganegaraan asing yaitu Maria Bakkalapulo dan Niall Macaulay dengan membuat film dokumenter berjudul Street punk! Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level realitas, level representasi dan level ideologi dalam identitas komunitas punk di Aceh dalam film Street punk! Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan subjek penelitian film dokumenter Street punk! Banda Aceh, juga dengan objek penelitian potongan adegan atau scene yang memperlihatkan identias punk dalam film ini. Hasil penelitian ini menunjukan level ideologi pada potongan adegan yang dipilih dari memperlihatkan identitas punk, menunjukan adanya ideologi liberalisme yang terdapat pada identitas punk dan juga adanya ideologi islamisme yang terdapat pada masyarakat Aceh terhadap punk di Aceh.
Kata kunci: Punk, Identitas Punk, dan Film Dokumenter

ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.6, No.3 Desember 2019 | Page 6646
ABSTRACK
Punk has always been perceived bad by people, because the way they look and the way they live and tend to be free and wild like a punk. In fact, many communities are hostile to their presence in society. Especially, Aceh citizen that are mostly a Moslem believer. In the end, punk in Aceh was arrested and given a punishment that considered discrimination from the government in Aceh. This phenomenon attracted wide interest among foreign journalists and producers named Maria Bakkalapulo and Niall Macaulay that made them create a documentary called “street punk! Banda Acehâ€. This study aims to find out about reality, representation and ideology levels in the identity of the punk community in Aceh inside the “street punk! Banda Aceh†film. The method used in this study was a qualitative descriptive, with a research subject the “street punk! Banda Aceh†documentary film, as well as the research’s object which were several cut scenes that the identity of punk in this film. The result of this study is that the level of ideology in the chosen cut scenes displaying the identity of the punk, as well as the ideology of liberalism that exists in Aceh community towards Punk in Aceh. It also showed Islamic ideology in Aceh society itself.

Key words: punk, punk identity, and documentary film

##submission.downloads##

Diterbitkan

2019-12-01

Terbitan

Bagian

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi