Dekomposisi Limbah Organik Menjadi Gas Metana
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh Limbah organik yang merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius di banyak negara, terutama di perkotaan yang padat penduduknya. Meskipun limbah organik memiliki potensi besar untuk diolah menjadi biogas, namun masih banyak limbah organik yang belum termanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya infrastruktur dan sistem pengelolaan limbah yang memadai, kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat dan cara mengelola limbah organik, serta keterbatasan teknologi dan sumber daya untuk melakukan pengolahan biogas. Dampak dari belum termanfaatkannya limbah organik ini meliputi peningkatan volume limbah, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan hilangnya potensi energi terbarukan yang berharga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan agar adanya upaya yang lebih serius dan komprehensif dalam membangun sistem pengelolaan limbah organik yang efektif dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memanfaatkan limbah organik sebagai sumber energi terbarukan melalui produksi biogas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data melalui hasil pengujian secara berkala dari waktu ke waktu.Berdasarkan hasil pengujian menunjukan bahwa produksi gas metana dapat terjadi dalam waktu 14 hari setelah limbah organik dicampur dengan air dalam biodigester berkapasitas 1000 liter. Keberhasilan dalam pembentukan gas metana dalam waktu yang relatif singkat ini dapat diatribusikan kepada pemilihan rasio pencampuran yang tepat antara air dan limbah organik, yaitu dengan perbandingan 2:1. Hasil ini menunjukkan efisiensi sistem dalam mengubah limbah organik menjadi sumber energi yang bernilai, yang memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomis dan lingkungan yang signifikan.
Kata kunci— Biogas,Metana,Gas rumah Kaca,Kota,Limbah Organik
References
Z. Abidin, "Manajemen Energi Hibrid Biogas Dan Energi
Surya Pada Suplai Tenaga Listrik Industri Peternakan,"
Energi Hibrid, vol. II, no. 2, pp. 30-36, 2015.
A. I. N. Nurul Kusuma Wardhani, "Studi Tingkat
Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO2,
SO2 Dan NO2 Di Udara," Prisma Fisika, vol. III, no. 1, pp.
-13, 2015 .
W. A. Y. R. Bambang Iswanto, "Pengaruh Penambahan
Gas Hidrogen Terhadap Peningkatan Gas Metan (CH4) Pada
Proses Dekomposisi Limbah Organik," FALTI, vol. VII, no.
, pp. 96-105, 2016.
R. S. Yulianti, "Pemanfaatan Sensor Gas MQ-4 Untuk
Mendeteksi Gas Metana Pada Limbah Ternak Sapi, Kerbau,
Dan Kuda," UIN Alauddin, Makassar, 2020.
P. Hariwan, Kajian Subtitusi Gas Dengan Energi Lain
Pada Sektor Industri, Jakarta: KESDM, 2013
L. C. C. E. L. J. N. Jeanne Martje Paulus, "Penerapan
Teknologi Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar dan Pupuk
Organik untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani di Desa
Pinaling Minahasa Selatan," Agrokreatif, vol. VIII, no. 2, pp.
-227, 2022.
I. H. B. Y. Atik Triwahyuni, "Strategi Keberlanjutan
Pemanfaatan Energi Alternatif Biogas," J-PAL, vol. VI, no.
, pp. 153-161, 2015. [8] A. S. R. S. Y. Iin Novianty,
"Pemanfaatan Sensor Gas MQ-4 Untuk Mendeteksi Gas
Metana Pada Limbah Ternak Sapi, Kerbau, Dan Kuda," Ilmu
Fisika, vol. II, no. 2, pp. 35-44, 2020.
D. N. H. S. Kiki Baehaki, "Perancangan Biogas Fuel
Meter (Boiler Sebagai Sistem Kontrol Gas Metana Pada
DIgester Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG),"
Universitas Pakuan, Bogor, 2020.
.. A. Febrian, "Analisis Kelayakan Finansial Instalasi
Biogas Dalam Pengolahan Limbah Ternak Sapi Di
Kabupaten Lombok Tengah," Pemerintah Kota Lombok,
Lombok Tengah, 2013